KHOTBAH MINGGU (tanggal, 13 – 03 – 2016)
Minggu Sengsara Ke VI
2. TIMOTIUS 2 : 14 – 26
TEMA : MENJADI
PERABOT YANG MULIA
Bapak
ibu sudara/i yang terkasih dalam Kristus
Di dalam rumah kita pasti banyak sekali
perabot, mulai dari yang mahal sampai perabot yang harganya murah atau kurang
berarti. Ketika kita mengunakan perabot tersebut maka kita akan sangat berhati-hati
mengunakannnya apalagi perabot yang di beli dgn harga yg mahal. Pada saat kita menggunakannya kita
akan menggunakannya sesuai dengan fungsinya (2 Timotius 2:20),
Dewasa ini Banyak gereja yang di penuhi
dengan jemaat, tetapi tidak semua anggota jemaat menjalankan tugasnya dalam
pembangunan Gereja Tuhan, mungkin tidak tau, mungkin merasa tidak mampu, atau
pura-pura tidak tau, Nah bagaimana dengan kita sendiri, dalam kaitan dengan
Pelayanan? Apakah kita aktif sebagai
penonton atau pemaian?
Paulus mengunakan gambaran perabot yang
beraneka ragam perabot yang ada di dalam sebuah rumah yang di manfaatkan
untuk berbagai tujuan:
Fungsi
dari perabot: di sesuaikan dengan keberadaanya
Apa
itu perabot: barang-barang perlengkapan,
baik rumah tangga kantor dll
Kata
Mulia: bermutu Tinggi atau berharga.
Bagaiama
kita bisa di pakai oleh Allah untuk maksud yang mulia:
1.
Harus menyucikan diri dari hala-hal yang jahat (21-22) (2 Kor. 6:17)
Dalam ayat 21, di katakan “jika
seseorang menyucikan dirinya” mari kita perhatikan kata menyucikan diri” kata
ini memiliki arti bahwa “membersihkan diri, menyingkirkan diri, atau menjauhkan
diri”. Jadi arti dari kudus itu: memisahkan diri dari dosa dan di khususkan
bagi Allah. Bahwa setiap orang yang
mengecar kedudusan adalah orang-orang yang dekat dengan Allah dan memiliki
kerinduan untuk dipakai oleh Allah. Dalam gereja yang nampak di dunia ini ada
banyak “benda” ada benda untuk maksud Mulia yaitu org Percaya yng memisahkan diri dari kejahatan dan teguh mempertahankan iman yang sesuai
dengan ajaran Alkitab dan benda untuk maksud yang bukan mulia yaitu orang yang
berpaling dari kebenaran (ayat 14 -19),
karena jika kita ingin di pakai oleh Allah maka kita harus memisahkan diri dari
mereka yang mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan FT. (contoh Himenos)
Ilustrasi: anak miskin yang diangkat menjadi
anak Raja..
Demikian juga kita sebagai umat Allah yang
telah di angkat menjadi anak-anak Allah , marilah kita menjauhkan diri dari kejahatan supaya selalu siap di pakai
Allah, sebab Allah memakai kita dalam
kekudusan bukan keberdosaan kita.
Penegasan.
Kita tahu bahwa Allah adalah yang yang mengampuni, dan kita juga mengerti bahwa
Allah mengampuni kita dari dosa-dosa kita dan di jadikan kudus, jadi apakah
kita boleh bertekun dalam dosa?
Firman
Tuhan mengatakan tidak (roma 6:1-4, ibrani 12 : 15 -17)
Mengapa
kita harus kudus ?
1.
karena di ampuni dengan Cuma2 (Roma 6:1-3)
2.
karena kita di persiapkan untuk pekerjaan yg mulia seharusnya kita kudus,
Efesus 2 :10
3.
Menghindari diri dari perkataan kosong dan pertengkaran 16 -17
2.
Bertekun dan Setia dlm pelayanan 22
Dalam
film2 mandarin seringkali di gambarkan bahwa jika sesorang ingin menjdi ahli
kungfu yag handal, maka sang guru memberikan beban kepada muridnya. Jika beban itu di terima dan di pakai lama kelamaan akan menajdi semakin kuat. Dan ini terbangun bukan instan
atau waktu yang singkat tapi melalui suatu proses ketekunan, kerajin dan
ketekunan, ketekunan. Tidak mudah untuk hidup dalam kesetiaan dan ketekunan,
tapi harus di bangun dari dalam diri kita dan harus di latih, karena itu jika
saya dan bapak ibu saudara ingin di pakai untuk maksud mulia maka kita harus
melatih diri kita untuk setia dan tekun kepada Tuhan.
Jika
kita benar-benar dan bersedia di pakai Allah untuk maksud mulia, maka kita akan
di mampukan Allah dengan pertolonganNya
Pdt. Mars Filson Habel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar