JADI IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN, DAN PENDENGARAN OLEH FIRMAN KRISTUS (ROMA, 10 :17)

Senin, 21 Maret 2016

MENSYUKURI KEBAIKAN TUHAN


MENSYUKURI KEBAIKAN TUHAN 
Mazmur 118 : 19 -29

Khotbah Minggu, 20 - 03 -2016 (Minggu, Sengsara Ke VII)
Mazmur  118 : 19 – 29 ini adalah Mazmur yang memberikan sebauh gambaran dengan pemazmur yang memuji Tuhan karena kasih setia-Nya yang abadi bagi umat-Nya. Kata-kata ini mungkin yang terakhir dinyanyikan Yesus dan para murid sebelum Ia pergi ke Taman Getsemani di mana Ia ditangkap dan menuju kematian-Nya (bd. Mat 26:30; Mr 14:26). Nyanyian ini juga akan dinyanyikan sebelum kedatangan Kristus kembali pada akhir zaman (bd. ayat Mazm 118:26 dengan Mat 23:39). Ketika membaca Mazmur ini, renungkan apa yang kira-kira dipikirkan Kristus ketika Dia menyanyikan lagu ini untuk terakhir kalinya.
1. Dia akan di tangkap
2. disiksa
3. di salibkan
MENSYUKURI kebaikan Tuhan mesti selalu menjadi bagian dari hidup orang beriman. Memang, hal ini tidak mudah. Orang selalu tergoda dan  merasa bahwa dirinyalah yang memiliki segala-galanya. Sehingga dia tidak sadar bahwa dirinya memiliki keterbatasan.  Namun hal ini biasanya baru dirasakan ketika ia sedang dalam permasalahan yang berat, sehingga ketika mengalami jalan buntu dan merasa tidak mampu dia akan berusaha mencari pertolongan kepada 'sesuatu yang dianggap lebih besar dan lebih kuat daripada dirinya'.  Itulah sebabnya orang-orang  di luar Tuhan berusaha mencari pertolongan ke allah-allah lain:  orang pintar atau dukun, tempat-tempat keramat dan sebagainya untuk mendapatkan solusi bagi permasalahan yang menimpanya, baik itu masalah ekonomi, sakit-penyakit, perjodohan, pekerjaan dan lain-lain.  Mereka terperangkap oleh jerat Iblis yang menawarkan pertolongan instan, padahal ujungnya menuju kehancuran dan kebinasaan.  Segala cara ditempuh demi mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Ini bukan saja terjadi dengan orang2 dunia tetapi juga terjadi pada diri kita sebagai orang percaya yang mengaku dirinya Kristen.
Sebagai orang percaya se patutnyalah  kita bersyukur karena kita memiliki Tuhan Yesus yang bukan sekedar Allah, namun adalah Bapa dan Gembala yang baik, yang dengan penuh kasih yang  akan memenuhi segala kebutuhan sekaligus mendidik kita agar kita terus bertumbuh dan memiliki karakter seperti Dia.  Tuhan adalah Jehovah, artinya Allah yang memenuhi segala yang kita butuhkan.  Di dalam Yesus tersedia segala berkat yang kita perlukan.  Tetapi seringkali kita selalu menterjemahkan 'berkat' Tuhan itu berupa uang atau hal-hal yang bersifat materi semata.  Akibatnya ketika seseorang belum memiliki uang banyak atau harta yang melimpah ia akan merasa bahwa dirinya belum diberkati Tuhan.  Kita lupa bahwa tubuh yang sehat, keluarga yang harmonis, anak-anak yang tumbuh sehat, bisnis yang lancar dan sebagainya adalah berkat.  Kita jarang menghargai apa yang kita miliki saat ini.

Untuk itu, kita mesti mensyukuri kebaikan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dengan bersyukur, kita akan menemukan bahwa hidup memiliki begitu banyak hal baik. Ada hamparan kebaikan dari Tuhan bagi manusia. Dengan bersyukur, kita menjadi orang yang rendah hati dan lemah lembut. Kita tidak menyombongkan diri. Hati kita tidak menjadi keras dan tertutup untuk kebaikan Tuhan. 
         Marilah kita belajar untuk menghargai berkat-berkat yang Tuhan limpahkan dalam kehidupan kita bukan hanya materi, tapi juga berkat-berkat non materi yang kita terima.  Betapa banyak hal-hal baik yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita setiap hari.  Uang dan materi hanyalah sebagian kecil dari berkat yang kita terima.  Berkat Tuhan itu menyeluruh dan sempurna, meliputi berkat jasmani maupun berkat rohani. 

Mengapa kita harus mensyukuru kebaikan Tuhan: 

1. karena Tuhan menjawab doa-doa kita (ay.21)
2. hari yang di jadikan Tuhan kepada Kita untuk memuji Tuhan (aya. 24)
·  Marilah merayakan hari raya untuk kehormatan Allah itu dengan sukacita besar (ay. 24): Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Keseluruhan waktu zaman Injil, waktu perkenanan itu, hari penyelamatan itu, itulah waktu yang dijadikan Tuhan. Itu adalah hari perayaan yang terus berlanjut, hari yang harus dipelihara dengan sukacita. Akan sangat tepat bila waktu itu dipahami sebagai Hari Sabat Kristiani, hari yang kita kuduskan untuk memperingati kebangkitan Kristus, ketika batu yang ditolak itu mulai ditinggikan. Dengan demikian,
·       (1) Inilah pengajaran perihal Hari Sabat kristiani itu: Inilah hari yang dijadikan Tuhan, yang dijadikan luar biasa, dijadikan kudus, dibedakan dari hari-hari lain. Tuhan menjadikannya untuk manusia, karena itulah hari tersebut dinamakan Hari Tuhan, karena hari itu menyandang gambaran dan semua tulisan berikut penjelasan tentang diri-Nya.
·       (2) Tugas-tugas yang harus kita kerjakan pada hari Sabat itu: Marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya, bukan hanya karena penetapan hari itu, bahwa ada hari seperti itu yang ditetapkan Tuhan, tetapi kita bersukacita di dalam peristiwa itu, yaitu mengingat Kristus menjadi batu penjuru. Kita harus bersukacita bagi kehormatan-Nya dan bagi berkat-Nya untuk kita. Hari-hari Sabat harus menjadi hari-hari untuk bersukacita, supaya dengan begitu hari-hari Sabat itu boleh menjadi seperti hari-hari di dalam sorga bagi kita. Lihatlah betapa baiknya majikan yang kita layani, yang sesudah menetapkan satu hari untuk hari kebaktian-Nya, juga menetapkan untuk merayakannya dalam sukacita yang kudus.
3. karena kita di berkati Tuhan (26 -27)
4. karena kita bisa memuji Tuhan
·  Ia sendiri hendak memuji Allah dan berusaha meninggikan Dia di dalam hatinya dan di dalam hati orang-orang lain. Hal ini disebabkan oleh hubungan kovenan dengan Allah dan kepentingannya di dalam Dia: “Allah-ku Engkau, kepada-Mu aku bergantung dan kepada-Mu aku mengabdi. Engkau yang memiliki aku dan yang kumiliki, karena itu aku hendak bersyukur kepada-Mu.”
·  (2) Ia ingin supaya semua orang di sekitarnya mengucap syukur kepada Allah atas kabar baik tentang sukacita besar ini, karena ada seorang Penebus, yaitu Kristus Tuhan. Di dalam Dia, Allah menyatakan kebaikan-Nya kepada manusia dan bahwa untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Di dalam Dia, kovenan kasih karunia itu dibuat, dan di dalam Dia kovenan itu menjadi kovenan yang pasti, digenapi, dan kekal. Ia mengakhiri mazmur ini sebagaimana ia memulainya (ay. 1), karena kemuliaan Allah haruslah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, dari semua yang kita persembahkan kepada Dia. Dikuduskanlah nama-Mudan Engkaulah yang empunya kemuliaan. Dan perkataan ini sungguh sesuai untuk mengakhiri sebuah nubuat tentang Kristus. Malaikat-malaikat mengucap syukur atas penebusan manusia. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi(Luk. 2:14), karena ada damai sejahtera di bumi. Dan ungkapan ini harus kita gemakan dengan seruan hosana kita, seperti yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan (Luk. 19:38). Damai sejahtera di sorga melalui Kristus, dan oleh karena itu juga, kemuliaan di tempat yang mahatinggi.
Implikasi : Sangat mudah bagi kita untuk mengeluh, mudah bagi kita untuk memandang masalah, tetapi seringkali sulit bagi kita untuk menyadari segala kebaikan Tuhan yang telah Dia beri dalam hidup kita. Apakah saat ini kita  sedang berbeban berat atau sedang dalam kondisi baik-baik saja, jangan lupakan kebaikan Tuhan dan untuk itu tetaplah bersukacita. Mengeluh dan terus meratapi masalah tidak akan membawa solusi apa-apa selain memperberat masalah dan memperkeruh situasi. Sebaliknya hati yang bersukacita akan membawa segala kebaikan Allah untuk turun atas kita. "Percayakan segalanya pada Tuhan, dan bersukacitalah, maka Tuhan akan melepaskan kita. "dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." (Mazmur 37:4). Tetaplah ingat kebaikan Tuhan, dan Kirany kita bisa belajar untuk menysukuri kebaikan Tuha menghargai berkat2 Tuhan yang melimpah dalam hidup kita. Amin..
                                                                  Pdt. Mars Filson Habel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar